Sebagai
bisnis jasa, konstruksi sangat bergantung kepada SDM. Konstruksi merupakan
sektor yang bersifat labor intensive. Sumber daya manusia harus dikelola dengan
baik untuk menjaga produktivitas konstruksi dan daya saing usaha. Issue2nya
mencakup strategi perusahaan dalam menangani SDM (internal, di luar
sub-kontraktor, supplier dll), aspek hubungan industrial, keselamatan kerja,
hukum ketemaga-kerjaan.
Manajemen
tenaga kerja (manpower)
Strategi
dan perencanaan tengaa kerja
Manpower
planning strategy:
·
Apa
tujuan dan sasaran tenaga kerja
·
Bagaimana
fungsi perencanaan tenaga kerja mendukung bisnis kita
·
Kapan
sasaran tenaga kerja tercapai
·
Bagaimana
mencapai yang kita inginkan
Employment
planning
·
Berdasar
tujuan perusahaan, bagaimana perkiraan kebutuhan tenaga kerja berbagai jenis
·
Bagaimana
ketersediaannya
·
Bagaimana
menutup selisih kebutuhan tersebut
INPUT
Tenaga Kerja
2
jenis tenaga kerja
Manajerial/Teknikal:
·
Bagaimana
komposisinya
·
Perkembangan
penggunaan di jasa konstruksi Indonesia (LPJK)
·
Ketersediaan
dan jenis2nya, sertifikasi
·
Perkembangan
teknologi dan metoda pengadaan konstruksi meningkatkan kebutuhan TK dg kemampuan
yang baik dari kelompok ini
Operasional/operative
·
Tidak
banyak berubah dengan perkembangan teknologi
·
Mandor,
tukang trampil, TK tidak trampil
·
Casual
worker
Aspek
Ketenagakerjaan dalam Industri Konstruksi
·
Rasio
pekerja terampil dan tidak terampil bervariasi di seluruh dunia; rasio tenaga
kerja terhadap peralatan modal berfluktuasi sesuai dengan biaya relatif.
·
Karena
konstruksi di seluruh dunia dicirikan oleh kondisi pasar yang tidak menentu,
rasio ini dapat sering berubah dan dengan cepat. Biaya fluktuasi ekonomi yang
tajam pada kapasitas sektor - yaitu, dalam kehilangan pekerjaan dan belanja
modal - besar.
·
Secara
umum, biaya konstruksi naik ketika ada ledakan dan sektor lokal tidak memiliki
kapasitas untuk memenuhi permintaan. Hilangnya staf pengawas, manajerial dan
profesional yang berpengalaman bisa menjadi yang paling signifikan
Issue2
Konstruksi dan Ketenagakerjaan
·
Perubahan
terbaru dalam hubungan kerja dan struktur industri
·
Hubungan
kerja dalam konstruksi di negara-negara berkembang
·
Bukti
peningkatan penggunaan pekerja lepas dan subkontrak
·
Meningkatnya
subkontrak tenaga kerja di negara maju.
·
Menurunnya
peran sektor publik
·
Perubahan
dalam struktur industri
Perencanaan
Tenaga Kerja
Teknik2
forecast
·
Market
analysis : berdsasar data historis
·
Simulation
: berdasar “what if “ analysis/skenario
·
Renewal
analysis : flow of personnel due to changes in organisation and individual
preference
·
Target
setting : misal percentage of new recruits, salary budget, growth and
development
Skill
mix
·
Contract
managers (misal 4 %)
·
Project
managers (senior), (misal 14 %)
·
Site
agents/kepala pelaksana (misal 21 %)
·
Engineers
(misal 40 %)
·
Site
surveyors/supervisors (misal 50 %)
Recruitment
and Selection
·
Menyaring
(Tahap 1) jumlah pelamar menggunakan kriteria yang sesuai (kualifikasi,
kecosokan dll)
·
Seleksi
pelamar yang memenuhi syarat menggunakan teknik seleksi yang tepat
·
Memperkenalkan
personil baru yang direkrut ke dalam perusahaan dan lingkungan kerja
Teknik
seleksi
·
Form
lamaran (application forms)
·
Curriculum
vitae (riwayat hidup), khususnya dengan memperhatikan :
·
Pengalaman
promosi (vertical/horisontal)
·
Tanggung
jawab sesuai posisinya
·
Perubahan
posisi mendadak (kemungjkinan masalah)
·
Mobilitas
(jumlah penugasan dalam 10 tahun terkahir misalnya)
·
Alasan
menginginkan pekerjaan baru
·
Interviews
·
testing
Testing
·
Intelligence
tests, jarang dipakai lagi
·
Aptitude
tests (kemampuan belajar dan menyesuaikan diri dengan pekerjaan baru)
·
Personality
tests (kepribadian)
·
Achievement
tests (skill level tests)
MSDM
dalam Organisasi:
Faktor-faktor
yang mempengaruhi:
·
Apa
tujuan organisasi (purpose)
ü Bagaimana
ukuran organisasi
ü Bagaimana
Struktur organisasi
ü Bagaimana
peran teknologi dalam organisasi
ü Bagaimana
filosofi yang menjadikan dasar budaya organisasi
·
Apa
dampaknya terhadap pekerja dan pekerjaannya
ü Bagaiman
siklus hidup organisasi dan apa pengaruhnya terhadap MSDM
ü Siapa yang
melakukan MSDM :
ü Fungsi yang
mana dalam organisasi?
ü Atribut bagi
manajer yg melakukan MSDM
Kendala
terhadap MSDM dalam Industri Konstruksi
·
Struktur
industri konstruksi (Besar, Menengah, Kecil)
·
Biaya
MSDM
·
Sifat
INKON yang terfrgamentasi
·
Mobilitas
pekerja
·
Struktur
manajemen yang dangkal
·
Subkontraktor-
casual employment
·
Variasi
pekerjaan
·
Sikap
dan pendidikan manajer konstruksi
Issue-issue
external
·
Kondisi
dan Perubahan/perkembangan demografis
dan dampaknya terhadap konstruksi
·
Pemilahan/klasifikasi
bidang kerja industri konstruksi
·
Perkembangan
teknologi :
ü Perkembangan
mutakhir
ü Dampak
teknologi terhadap kebutuhan skill
·
Dampak
perubahan terhadap Manajer SDM
·
Perubahan
pola kerja
·
Subkontrakting
ü Unit
fungsional yang lebih kecil
ü Pertimbangan
SDM di masa depan (finansial, kualitas pekerjaan dan layanan, hubungan
industrial)
ü Model kerja
fleksibel
Sifat
alamiah manusia
·
Dapat
diterangkan dengan teori perilaku:
ü
Teori
motivasi
ü
Teori
kontingensi
ü
Teori
perilaku
ü
Teori
kepuasan
ü
etc,.
·
Model
perilaku :
ü
Perilaku
yang dibangkitkan secara internal
ü
Perilaku
yang dibangkitkan lingkungan
ü
Perilaku
dibangkitkan lingkungan tetapi dapat diubah oleh yang bersangkutan
Human
Relations Movement Hawthorne Studies (1923-1933)
Asumsi
Tradisional
·
orang
berusaha memuaskan satu kelas kebutuhan di tempat kerja: kebutuhan ekonomi
·
tidak
ada konflik antara tujuan individu dan organisasi
·
orang
bertindak secara rasional untuk memaksimalkan imbalan
·
kami
bertindak secara individu untuk memenuhi kebutuhan individu
Human
relations Assumptions
·
organisasi
adalah sistem sosial, bukan hanya sistem ekonomi teknis
·
kami
termotivasi oleh banyak kebutuhan
·
kita
tidak selalu logis
·
kami
saling tergantung; perilaku kita sering dibentuk oleh konteks sosial
·
kelompok
kerja informal adalah faktor utama dalam menentukan sikap dan kinerja pekerja
individu
·
manajemen
hanya satu faktor yang mempengaruhi perilaku; kelompok informal seringkali
memiliki dampak yang lebih kuat
·
peran
pekerjaan lebih kompleks daripada deskripsi pekerjaan yang disarankan; orang
bertindak dalam banyak hal yang tidak dicakup oleh uraian tugas
·
tidak
ada korelasi otomatis antara kebutuhan individu dan organisasi
·
saluran
komunikasi mencakup aspek logis / ekonomi dari suatu organisasi dan perasaan
orang
·
kerja
tim sangat penting untuk kerjasama dan keputusan teknis yang baik
·
kepemimpinan
harus dimodifikasi untuk memasukkan konsep-konsep hubungan manusia
·
kepuasan
kerja akan mengarah pada produktivitas kerja yang lebih tinggi
·
manajemen
membutuhkan keterampilan sosial yang efektif, bukan hanya keterampilan teknis
Model
Sub-sistem sosial dalam organisasi konstruksi
(Newcombe et al, 1990)
(Newcombe et al, 1990)
Teori-teori
Motivasi
Teori
Motivasi Maslow dan Herzberg
Douglas
McGregor's Theory X and Theory Y
X
·
Pekerjaan
pada dasarnya tidak menyenangkan bagi kebanyakan orang
·
Kebanyakan
orang tidak ambisius, memiliki sedikit keinginan untuk bertanggung jawab, dan
lebih suka diarahkan
·
Kebanyakan
orang memiliki sedikit kapasitas untuk kreativitas dalam menyelesaikan masalah
organisasi
·
Motivasi
hanya terjadi pada tingkat fisiologis dan keamanan
·
Kebanyakan
orang harus dikontrol secara ketat dan sering dipaksa untuk mencapai tujuan
organisasi
Y
·
Bekerja
sealami permainan jika kondisinya menguntungkan
·
Kontrol
diri sering kali sangat diperlukan dalam mencapai tujuan organisasi
·
Kapasitas
untuk kreativitas tersebar di seluruh organisasi
·
Motivasi
terjadi pada tingkat afiliasi, harga diri, dan aktualisasi diri, bukan hanya
keamanan, tingkat fisiologis
·
Orang
bisa mandiri dan kreatif di tempat kerja jika termotivasi dengan baik
Adam’s Teory
Equity Diagram
Teori
kepuasan sebagai motivator (Porter & Lawler)
Dinamika
Kelompok
Grup : Sekelompok
orang yang memandang dirinya sebagai suatu kelompok, berdasar:
·
Kegiatan
pekerjaan
·
Proyek
·
Fungsi
manajerial
·
Kelompok
informal
·
Harus
ada tujuan bersama yang jelas
Dinamika
Kelompok
·
Dinamika
kelompok adalah bidang studi dalam ilmu sosial yang berfokus pada sifat
kelompok.
·
Desakan
untuk bergabung atau mengidentifikasi dapat membuat sikap yang berbeda (diakui
atau tidak dikenal) dibandingkan dalam interaksi satu lawan satu, dan pengaruh
suatu kelompok dapat dengan cepat menjadi kuat, mempengaruhi atau melampau
kecenderungan dan tindakan individu.
·
Dinamika
kelompok juga dapat mencakup perubahan perilaku seseorang ketika ia diwakili di
depan suatu kelompok, pola perilaku seseorang berhadap-hadapan dengan kelompok.
·
Interaksi
dapat berbeda tergantung pada koneksi individu saat ini atau prospektif dengan
kelompok sosiologis.
Tugas
kelompok dalam pekerjaan
·
Mengelompokkan
ketrampilan/skill dan bakat, untuk
ü Mendistribusikan
pekerjaan
ü Mengumpulkan
ide & informasi untuk memecahkan masalah dan pengambilan keputusan
·
Mengendalikan,
melalui :
ü Menguji ide
ü Delegasi
tugas kepada orang/kelompok yang sesuai
ü Koordinasi
pekerjaan
·
Team
building/membangun tim
ü Menyelesaikan
masalah antar individu dan kelompok
ü Mendorong
orang terlibat dalam proses keputusan
Bagaimana
kelompok terbentuk:
Fase 1 forming: group terbentuk
karena suatu keadaan entah karena penugasan dan sebagainya.
Ketergantungan
yang tinggi pada pemimpin untuk bimbingan dan arahan. Sedikit persetujuan pada
tujuan tim selain yang diterima dari pemimpin. Peran dan tanggung jawab
individu tidak jelas. Pemimpin harus siap menjawab banyak pertanyaan tentang
tujuan, sasaran, dan hubungan eksternal tim. Proses sering diabaikan. Anggota
menguji toleransi sistem dan pemimpin. Arahan pemimpin (mirip dengan mode
'Telling' Situational Leadership
Fase 2 storming: terjadi sedikit gejolak dikarenakan value
yang dimiliki masing masing anggota group berbeda.
Keputusan
tidak datang dengan mudah dalam kelompok. Anggota tim bersaing untuk
mendapatkan posisi ketika mereka berusaha membangun diri mereka sendiri dalam
hubungannya dengan anggota tim lain dan pemimpin, yang mungkin menerima
tantangan dari anggota tim. Kejelasan tujuan meningkat tetapi banyak
ketidakpastian tetap ada. Klik-klik dan faksi terbentuk dan mungkin ada
perebutan kekuasaan. Tim perlu fokus pada tujuannya untuk menghindari
teralihkan oleh hubungan dan masalah emosional. Mungkin diperlukan kompromi
untuk memungkinkan kemajuan. Pelatih pemimpin (mirip dengan mode 'Menjual'
Situasional Leadership
Fase 3 norming: terbentuk
kesepakatan bersama.
Kesepakatan
dan konsensus sebagian besar bentuk di antara tim, yang menanggapi dengan baik
fasilitasi oleh pemimpin. Peran dan tanggung jawab jelas dan diterima.
Keputusan besar dibuat berdasarkan kesepakatan kelompok. Keputusan yang lebih
kecil dapat didelegasikan kepada individu atau tim kecil dalam kelompok.
Komitmen dan persatuan itu kuat. Tim dapat terlibat dalam kegiatan yang
menyenangkan dan sosial. Tim membahas dan mengembangkan proses dan gaya
kerjanya. Ada rasa hormat umum terhadap pemimpin dan beberapa kepemimpinan
lebih banyak dimiliki oleh tim.
Fase 4 performing: perform untuk
tugas yang diemban
Tim lebih
sadar secara strategis; tim tahu dengan jelas mengapa melakukan apa yang
dilakukannya. Tim memiliki visi bersama dan mampu berdiri sendiri tanpa campur
tangan atau partisipasi dari pemimpin. Ada fokus pada pencapaian tujuan yang
berlebihan, dan tim membuat sebagian besar keputusan terhadap kriteria yang
disepakati dengan pemimpin. Tim memiliki tingkat otonomi yang tinggi.
Ketidaksepakatan terjadi tetapi sekarang mereka diselesaikan dalam tim secara
positif dan perubahan yang diperlukan untuk proses dan struktur dibuat oleh
tim. Tim ini mampu bekerja untuk mencapai tujuan, dan juga untuk menangani
masalah hubungan, gaya dan proses di sepanjang jalan. anggota tim saling
menjaga satu sama lain. Tim membutuhkan tugas dan proyek yang didelegasikan
dari pemimpin. Tim tidak perlu diinstruksikan atau dibantu. Anggota tim mungkin
meminta bantuan dari pemimpin dengan pengembangan pribadi dan interpersonal.
Fase 5 Adjouring: setelah penugasan
selesai, group bubar
Adjourning,
adalah perpecahan kelompok, mudah-mudahan ketika tugas selesai dengan sukses,
tujuannya terpenuhi; setiap orang dapat beralih ke hal-hal baru, merasa senang
dengan apa yang telah dicapai. Dari perspektif organisasi, pengakuan dan
kepekaan terhadap kerentanan orang-orang di tahap kelima Tuckman sangat
membantu, terutama jika anggota kelompok telah terikat erat dan merasakan rasa
tidak aman atau ancaman dari perubahan ini. Perasaan tidak aman akan alami bagi
orang-orang dengan atribut 'kemantapan' yang tinggi (sehubungan dengan 'empat
temperamen' atau model DISC) dan dengan gaya rutin dan empati yang kuat
(sehubungan dengan model gaya berpikir Benziger, dominasi otak basal kanan dan
kiri).
Efektifitas
Grup (Newcombe et al, 1990)
Efektifitas
grup dipengaruhi oleh:
·
Ukuran
kelompok : besar – kecil
·
Tugas/task
dari kelompok
·
Faktor-faktor
dalam kelompok : kepemimpinan, motivasi
·
Kinerja
kelompok, dipengaruhi oleh:
ü Task
processes (pelaksanaan tugas)
ü Maintenance
processes (pemeliharaan kelompok)
Factor2
yang mempengaruhi Group Performance (Handy, 1975)
Task
processes
ü
Initiating
ü
Information
seeking
ü
Diagnosing
ü
Opinion
seeking
ü
Evaluating
ü
Decision
making
Maintenance
Processes
·
Encouraging
·
Compromising
·
Peace-keeping
·
Clarify
and summarising
·
Setting
standards
Leadership
Blake
& Adam McCanse Leadership Grid
Yang
merupakan ideal leadership adalah 9,9.
Namun
pemilihan leadership memang hasrus disesuaikan dengan bentuk dan tujuan
organsiasi. Misal 1,9 cocok untuk organisasi LSM, organisasi militer cocok
untuk 9,1.
Contingency
Theory
Teori
kontingensi adalah kelas teori perilaku yang berpendapat bahwa tidak ada satu
cara terbaik untuk pengorganisasian / memimpin dan bahwa organisasi dapat
berhasil dalam orang lain.
Dengan
kata lain: Gaya organisasi / kepemimpinan yang optimal bergantung pada berbagai
kendala internal dan eksternal
Kendala-kendala
ini meliputi:
·
ukuran
organisasi,
·
bagaimana
ia beradaptasi dengan lingkungannya,
·
perbedaan
antara sumber daya dan kegiatan operasi,
·
teknologi
manajerial yang digunakan, dll.
Empat
ide penting dari Teori Kontingensi adalah:
1.
Tidak ada cara universal atau satu cara terbaik untuk mengelola
2.
Desain suatu organisasi dan subsistemnya harus 'cocok' dengan lingkungan
3.
Organisasi yang efektif tidak hanya memiliki 'kesesuaian' yang tepat dengan
lingkungan tetapi juga antara subsistemnya dan
4.
Kebutuhan suatu organisasi lebih baik terpuaskan ketika dirancang dengan baik
dan gaya manajemen sesuai dengan tugas yang dilakukan dan teori kepemimpinan
kontingensi
Dalam
teori kontingensi kepemimpinan, keberhasilan pemimpin adalah fungsi dari
berbagai kemungkinan dalam bentuk variabel bawahan, tugas, dan / atau kelompok.
Efektivitas bergantung pada tuntutan yang diberlakukan oleh situasi.
Teori-teori
ini menekankan menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan yang diciptakan oleh organisasi yang berbeda telah didalilkan. Beberapa
teorinya adalah: ∙
·
Teori
kontingensi Fiedler: Teori Fiedlers adalah yang paling awal dan paling banyak
diteliti. Pendekatan Fiedler berangkat dari model sifat dan perilaku dengan
menegaskan orientasi psikologis pemimpin dan pada tiga variabel kontekstual:
suasana kelompok, struktur tugas, dan posisi kekuatan pemimpin. Teori ini
menjelaskan bahwa faktor-faktor ini dikenal sebagai gaya kepemimpinan dan
kesesuaian situasional. Dalam model Fiedler, efektivitas kepemimpinan adalah
hasil interaksi antara gaya lingkungan di mana pemimpin bekerja. ∙
·
Teori
situasional Hersey & Blanchard: Teori ini merupakan perpanjangan dari Model
Grid Manajerial Blake dan Mouton dan gagasan teori gaya manajemen 3- D Reddin
tentang hubungan dan dimensi tugas pada kepemimpinan dan menambahkan dimensi
kesiapan.
Fiedler's
Contingency model
Model
Fiedler mengasumsikan bahwa kinerja kelompok tergantung pada:
·
Gaya
kepemimpinan, dijelaskan dalam hal motivasi tugas dan motivasi hubungan.
·
Favorit
situasional, ditentukan oleh tiga faktor:
ü Hubungan
pemimpin-anggota - Sejauh mana seorang pemimpin diterima dan didukung oleh
anggota kelompok.
ü Struktur
tugas - Sejauh mana tugas disusun dan ditetapkan, dengan tujuan dan prosedur
yang jelas.
ü Posisi
kekuasaan - Kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan bawahan melalui
hadiah dan hukuman.
·
Tingkat
tinggi dari ketiga faktor ini memberikan situasi yang paling menguntungkan,
tingkat yang rendah, yang paling tidak menguntungkan.
·
Pemimpin
yang termotivasi hubungan paling efektif dalam situasi yang cukup
menguntungkan.
·
Pemimpin
yang termotivasi tugas paling efektif di kedua ujung skala.
·
Fiedler
menyarankan bahwa mungkin lebih mudah bagi para pemimpin untuk mengubah situasi
mereka untuk mencapai efektivitas, daripada mengubah gaya kepemimpinan mereka.
Hersey-Blanchard
Situational Theory
·
Gaya
kepemimpinan harus disesuaikan dengan kematangan bawahan.
·
Kematangan
dinilai dalam kaitannya dengan tugas tertentu dan memiliki dua bagian:
ü Kedewasaan
psikologis - Kepercayaan diri dan kemampuan serta kesiapan untuk menerima
tanggung jawab.
ü Kematangan
kerja - Keterampilan dan pengetahuan teknis yang relevan.
·
Ketika
kematangan bawahan meningkat, kepemimpinan harus lebih termotivasi oleh
hubungan daripada tugas-termotivasi.
·
Untuk
empat derajat kedewasaan bawahan, dari yang sangat matang hingga yang sangat
tidak dewasa, kepemimpinan dapat terdiri dari:
ü Mendelegasikan
kepada bawahan.
ü Berpartisipasi
dengan bawahan.
ü Menjual ide
kepada bawahan.
ü Memberitahu
bawahan apa yang harus dilakukan
No comments:
Post a Comment